href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Berbagi Kisah
Showing posts with label Berbagi Kisah. Show all posts
Showing posts with label Berbagi Kisah. Show all posts

Wednesday, January 18, 2017

Perang Dunia Wayang





 Prabu Pandu BERTARUNG KARENA FITNAH SANGKUNI dengan Prabu Tremboko (Ayah Arimbi). Perang ini sebagai Perang dunia wayang kedua dikenal dengan nama Pamoksa. Keduanya gugur sampyuh.Lengkap ceritanya Anda bisa lihat di link berikut silahkan klik http://albumkisahwayang.blogspot.co.id/2016/07/perang-pamuksa.html atau Perang Pamuksa



Perang besar di dunia wayang Pertama antara Prabu Harjunososrobahu dengan Patihnya Raden Sumantri
Konon perang ini lebih dahsyat dari perang dunia ketiga dan mungkin juga yang pertama (Dalam dunia wayang, ya)

Dikisahkan dalam bait lagu

Yogyanira kang para prajurit
Lamun bisa samya anuladya
duk ing nguni caritane
Handelira sang Prabu
Sasrabahu ing Maespati
Aran patih Suwondo
Lelabuhanipun
Kang ginelung tri prakara
guna kaya purun
                                                           ingkang den antepi
                                                           Nuhonitrah utama
                                                                 (ini ingatan lagu di SD dulu)
Ini bait yang benar dalam macapat Dhandhanggula Serat Tripomo
Yogyanira kang para prajurit,
Lamun bisa samya anulada,
Kadya nguni caritane,
Andelira sang Prabu,
Sasrabau ing Maespati,
Aran Patih Suwanda,
Lalabuhanipun,
Kang ginelung tri prakara,
Guna kaya purunne kang denantepi,
Nuhoni trah utama,
Arti dalam Bahasa Indonesia
Seyogianya para prajurit,
Bila dapat semuanya meniru,
Seperti masa dahulu,
(tentang) andalan sang Prabu,
Sasrabau di Maespati,
Bernama Patih Suwanda,
Jasa-jasanya,
Yang dipadukan dalam tiga hal,
(yakni) pandai mampu dan berani (itulah) yang ditekuninya,
Menepati sifat keturunan (orang) utama

Raden Sumantri, seorang satria pilihan yang diangkat sebagai patih Kerajaan Maespati dan sudah dianggap sebagai adik Raja itu gugur melawan Rahwana. Patih Suwondo, demikian nama baru gelar Raden Sumantri ketika menjadi Patih, ini kena karmanya yang dengan tidak sengaja menakut-nakuti adiknya Raden Kala Bendono (aksasa kerdil) (Kala Bendono ini paman Gatutkaca, ya. Bukan yang ini, saya lupa namanya, ya namanya Bambang Sukosrono inilah adik Bambang Sumantri, kedua raksasa kecil ini mempunyai kesamaan) yang menubruk kerisnya yang ditodongkan (diagar-agari) ke arah adiknya yang sebenarnya sangat disayanginya. Gugurnya Patih Suwondo ini membuat Prabu Harjunososrobahu marah. Selebihnya Anda lihat di https://wayang.wordpress.com/2010/07/22/kisah-arjunasasrabahu/ tentang Kisah Arjunasasrabahu

 


Perang besar di dunia wayang Ketiga antara Raja Astina yang dibantu raja 1000 negara dengan Raja Indraprasta yanga dibantu Prabu Kresna (sama darah Bharata sehingga disebut Perang Bharatayudha (Jayabinangun). Selengkapnpnya silahkan Anda cermati link berikut Silahkan klik https://www.kaskus.co.id/thread/5136cbf9e374b49059000003/bharatayudha-perang-18-hari-dengan-korban-9539050-jiwa/ tentang Bharatayudha, Perang 18 hari dengan korban 9.539.050 Jiwa

Sumber : http://master-olaolo.blogspot.co.id/2010/08/dhandhanggula-serat-tripomo.html
Gambar diambil dari berbagai sumber. Mohon koreksi.

Sunday, December 25, 2016

Suharto, Presiden yang Dibesarkan dengan Nestapa



Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Argamulya, Yogyakarta. Ia anak tunggal pasangan Sukirah dan Kertoredjo alias Wagiyo alias Panjang alias Kertosudiro.
Kertosudiro adalah seorang ulu-ulu (petugas pengatur pengairan desa), seorang duda dengan dua anak sebelum menikah dengan Sukirah, ibu Soeharto. Selain menggarap tanah bengkok yang merupakan gaji pamong desa, Kertosudiro praktis tidak ada pekerjaan lain. Oleh karenanya hanya berselang bulan setelah Soeharto lahir, pasutri ini berpisah. Sukirah kawin lagi dan mempunyai anak sebanyak 7 orang termasuk Probosutejo. Sedang Kertosudiro juga menikah lagi dan mempunyai 4 orang anak dari istri ketiganya itu.

Belum berumur 40 hari Soeharto bayi harus dititipkan kakeknya, karena Sukirah sakit. Mbah Kromo inilah yang membesarkan Soeharto hingga berusia 4 tahun yang menurut penuturan Pak Harto selanjutnya dikatakan "ketika masih belum pakai celana". Selanjutnya Soeharto diajak bersama ibu dan ayahnya tirinya Atmoprawiro. Seperti yang diceritakan di atas mempunyai 7 orang adik tiri Soeharto.
Kehidupan Soeharto kurang nyaman, karena hampir tiap tahun ibunya melahirkan adik tiri untuk Soeharto. Pengalaman masa kecil ini berkemungkinan yang mencetuskan 'Dua Anak Saja" Program dari KB. Semasa zaman pemerintahan Pak Harto, KB digalakkan dan mungkin juga capaian yang bagus, sehingga menjadi program rujukan oleh pemerintah negara lain.

Kisah nelangsa yang dialami Soeharto kecil ini di antaranya ketika masih kecil sebagaimana anak desa pada waktu itu memang belum cukup sandang terbiasa dengan bertelanjang dada. Anak kecil itu berlari-lari kecil di jalanan desa dengan hati yang berbunga-bunga ketika dipanggil oleh kakek buyutnya. Dia riang sekali, karena kakek buyutnya sedang memjahit baju. Dalam hatinya berpikir baju ini untuknya. Namun agaknya mendung masih bergelayut dalam dirinya, demikian tulisan Ramadhan KH mengisahkan Soeharto kecil ini. Dia hanya dipanggil untuk memanggilkan saudara sepupunya Darsono untuk diberikan baju yang dijahitnya ini. Sementara itu Darsono yang sudah sering berganti-ganti baju ini. Berkebalikan dengan dirinya. Momen inilah yang masih diingatnya yang mengisahkan bahwa dia diasinghkan dan diacuhkan oleh kakek buyutnya sendiri. Tidak tahu apa yang ada di hatinya yang jelas ada sesuatu yang terpendam dan sulit untuk dipecahkan oleh seorang anak kecil.

Titik paling penting yang berpengaruh pada kehidupan Soeharto bermula ketika dititipkan untuk hidup di rumah bibi dan pamannya Prawirowihardjo di Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Soeharto dianggap sebagai putra tertua, sehingga "disekolahkan" dan terbukti mempunyai kepintaran. Hal ini di kemudian hari tercermin dari acara ketika berdialog dengan komunitas petani dalam suatu acara yang penting pada saat Soeharto berkuasa yaitu acara Kelompencapir Kelompok Pendengar, Penbaca dan Pemirsa) Siaran Pedesaan RRI yang membahas masalah pertanian dan pedesaan, Pak Harto dengan lancar memberikan arahan. Seorang akademisi terkenal memberikan komentar bahwa Pak Harto lebih mirip seperti profesor pertanian.

Setelah sekolah di pagi harinya sebagaimana anak desa lainnya, sorenya mengaji di langgar yang kadang sampai semalam suntuk. Saat itu Soeharto juga terpupuk kuat jiwanya lewat kepanduan, Hizbul Wathan. Saat inilah Soeharto yang sudah berusia 14 tahun baru dikhitan. Setamat dari SMP Muhammadiyah, ia mencari kerja, karena ketiadaan biaya. Diterima sebagai pembantu klerek sebuah bank desa yang bertugas berkeliling kampung, menampung permintaan pinjaman dari para petani, padagang kecil, dan pemilik warung. Pekerjaan ini tidak lama dijalani.

Soeharto sempat menjadi anggota Tentara Kerajaan Belanda (Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL). Dan sempat bertugas selama 7 hari dengan pangkat sersan, karena akibat Belanda kalah perang dengan Jepang. Inilah yang menjadikan titik awal karir militer Soeharto dimulai.

Kita mengenal kepemimpinan yang diterapkan Pak Harto dengan Astabrata (ini kalau tidak salah adalah wejangan Raden Ramawijaya kepada adik tirinya yang akaan menjadi raja dalam Kisaha Ramayaana), Ojo rumongso biso, tapi bisoo rumongso (jangan merasa bisa, tapi harus bisa merasa), ora `patheken`(tidak sakit kulitnya), dan lain-lain istilah yang ada pada zaman Orde Baru. Harian Republika, Senin 28 Januari 2008 ini kami scan dengan kualitas sederhana khusus untuk Anda yang membuka blog ini.
Tautan berikut Silahkan klik Suharto,Presiden RI II (1966-1998) Presiden yang Dibesarkan dengan Nestafa

Saturday, November 26, 2016

SAM WALTON, RAJA SUPERMARKET



Cukilan Buku Majalah Intisari Edisi Nopember 96 ini mengisahkan sekelumit perjalanan hidup Sam Moore Walton si pemilik lebih dari 1500 toko dan salah satu orang kaya di AS. Barangkali kisah ini bisa menginspirasi entrepreuneurship di kalangan muda kita untuk berusaha dari nol. Sam berpikir kecil. Bud Walton, adik Sam memberi gambaran kalau ada uang satu sen tergeletak di jalan, berapa orang yang mau mengambilnya ? Saya mau. Saya yakin Sam juga mau.
Kelihaian Sam dalam berbisnis patut diteladani. Mengajarkan hemat uang, naik kelas ekonomi, menjual di bawah harga yang lain, mencari barang di daerah baru dengan harga yang lebih murah, mengunjungi toko dan bergaul dengan karyawan, mengajari membungkus dengan kertas dan tali yang lebih sedikit, tetapi kuat dan rapi bungkusannya, selalu membeli toko baru, dan satu hal lagi yang disesalinya adalah ketika menyewa toko dan kemudian menjadi toko besar dan beromzet tinggi, saking asyiknya hanya memikirkan penjualan, tibalah masa sewanya habis. Si pemilik toko tidak akan menyewakan kembali dengan harga berapapun, karena sudah tahu keuntungan yang diperolehnya. Terpaksa isi tokonya dijual, dari pada mengangkut barang dagangan ke tempat lain yang sewanya pasti mahal. Selebihnya Anda klik Cukilan Buku Majalah Intisari Edisi Nopember 96.
Mohon koreksinya. https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id

Prof. Andi Hakim Nasution : Jangan Malu Bilang Tidak Tahu



Cukilan Buku Majalah Intisari Edisi Maret 90 ini mengisahkan sekelumit perjalanan hidup Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, Guru Besar Statistik dan Genetika, dan mantan Rektor IPB. Saat masa kecilnya bersekolah di HIS (sekarang SD), nilai mata pelajaran berhitungnya (sekarang Matematika) dibantun (bhs. Sunda = dibawa) jadi 4. Ayah beliau membina dengan mengejeknya agar otaknya diganti dengan otak ayam di kandang percobaannya. Hal ini terjadi, karena kesulitan bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah tersebut. Bahasa di rumah menggunakan Bahasa Melayu, sedang bahasa pengantar di sekolahnya menggunakan Bahasa Sunda.
Dengan harapan dapat bekerja di lingkungan perkebunan yang notabene menjadi PNS, selepas (sekarang SMP) beliau masuk ke Sekolah Pertanian Menengah Atas (waktu itu SPMA merupakan sekolah Belanda dengan nama Midlebare Landbouw School / MLS). Letak sekolah ini sekarang di Cibalagung, Ciomas Bogor. Seperti diketahui bahwa sampai sekitar tahun 1990an terdapat Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor di Cibalagung (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian), Sekolah Peternakan Menengah Atas (SNAKMA) Bogor di Cinagara (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Peternakan), dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) (– tanpa Atas, dan bukan SKANMA Sekolah Perikanan Menengah Atas atau SUPMA Sekolah Usaha Perikanan Menengah Atas) Bogor di Cikaret (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan).
Hari pertama di SPMA, pada pagi buta sudah berderet cangkul bernomor 1-100 (beliau mendapat nomor 100) yang akan digunakan untuk mencangkul dari 6.30 sampai jam 10 pagi setiap hari. Selanjutnya belajar teori di kelas. Hari pertama itu tangannya terkelupas, bukan oleh cairan kimia - kenangnya, tetapi oleh gesekan antara gagang cangkul yang masih baru dengan tangannya.
Soal nama kata “Landbouw” ini, di beberapa daerah, misal di Kota Metro Provinci Lampung dan di Kecamatan Pekalongan Kab. Lampung Timur, Lampung masih ada lokasi yang disebut sebagai areal LAMBO yang asalnya Landbouw dilafalkan oleh masyarakat lokal menjadi Lambo. Tanah lokasi ini biasanya dikuasai pemerintah sebagai institusi pemerintahan pertanian. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi di Selabintana (sebelumnya BBAT) dulunya juga sebuah salah satu areal Landbouw. Mungkin di daerah sekitar Anda juga ada areal disebut "lambo" sebagai peninggalan zaman Belanda. Atau dengan lafal dan logat yang lain. Agar kita selalu ingat bahwa kita dulu pernah dijajah Belanda selama lebih kurang 350 tahun. Dijajah dalam arti yang sesungguhnya. Namun kita sekarang rasanya masih dikuasai bangsa lain juga. Dalam hal teknologi ? Dan mental ? Mungkin yang lain ?
Lika-liku perjalanan selanjutnya ketika menjadi mahasiswa IPB dilamar oleh dosennya untuk menjadi asisten, hingga rektor di IPB. Ketika menjadi Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru, beliau terkesan oleh jawaban mahasiswa yang benar, namun melalui cara orisinal dan aneh yang sangat berbeda. Para pembaca yang budiman masih ingatkah Anda ketika bersekolah dulu, ketika mendapat hasil ulangan harian yang dibagikan sesaat setelah ulangan harian berlangsung. Senang sekali rasanya, bukan? Atau sedih ? Karena malamnya tidak belajar ? Semoga para pendidik sekarang juga berbuat sesuatu yang membuat anak didiknya merasa senang ketika di sekolah.
Selebihnya silahkan klik berikut ini Cukilan Buku : “Jangan Malu Bilang Tidak Tahu” dari Majalah Intisari Edisi Maret 90.
Mohon koreksinya. https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id

Share

by : Idesat